search

Kamis, 07 Juli 2011

Bangun Pagi ajah!!!!

 

Manfaat Bangun Pagi
Sebelum saya membahas lebih jauh tentang hal ini, tahukah anda berbagai manfaat dari membiasakan diri bangun pagi? Satu hal yang pasti ketika anda bangun pagi, anda dapat menikmati udara segar yang belum terkena polusi, jika anda tinggal di perkotaan. Saat itu sangat tepat bagi untuk memasukan sebanyak mungkin udara segar ke paru-paru dengan berolah raga. Dengan kata lain, membiasakan bangun pagi dapat membuat pikiran dan tubuh anda jauh lebih sehat.
Di pagi hari, anda akan melihat semua hal berbeda dibandingkan pada waktu-waktu setelahnya. Kesegaran yang hadir di pagi hari memunculkan mood yang baik untuk bekerja. Sehingga bangun pagi sebenarnya juga membuat anda lebih bersemangat dalam menjalani seluruh aktivitas setelahnya.
Bangun pagi juga dapat meningkatkan produktivitas bahkan disiplin pribadi anda. Ketika anda bangun lebih siang besar kemungkinan anda mengalami kesulitan untuk memenuhi berbagai janji atau aktivitas di pagi hari. Anda mungkin bisa menghindari kesulitan ini dengan (sedikit) menggeser janji ke siang hari. Namun tentu akan ada saat di mana anda harus memenuhi janji di pagi hari. Ketika hal itu terjadi akan hanya ada dua pilihan bagi anda, terlambat hadir atau datang dengan kondisi kurang segar akibat kurang istirahat. Keduanya sama-sama tidak menguntungkan. Tanpa disadari produktivitas anda terus menurun akibat beban kerja yang tidak proporsional dengan alokasi waktu yang tersedia dan anda semakin sering kehilangan berbagai peluang potensial. Belum lagi citra buruk yang didapat orang lain mengenai diri anda.
Saat Kuliah
Semasa berkuliah dulu, saya tinggal di tempat kos bersama dengan beberapa teman. Berada di tempat kos membuat saya merasakan kebebasan yang tidak saya rasakan sebelumnya. Kebebasan tanpa adanya peraturan yang mengikat ternyata membawa konsekuensi yang buruk salah satunya adalah kebiasaan untuk tidur saat sangat larut (hampir pagi) untuk kemudian terbangun di siang hari.
Efek samping dari kebiasaan ini adalah bertambahnya durasi tidur malam saya menjadi 1 atau 2 jam lebih lama dari sebelumnya. Pertambahan jam tidur ini jika dikalkulasi dalam periode bulanan dapat mencapai 60 jam. Dengan kata lain di setiap bulan, saya membuang waktu selama 60 jam!!!
Selain itu, kebiasaan ini juga membuat saya sering telat bahkan tidak mengikuti kuliah di pagi hari. Jika kelas di mulai pukul 8.00 saya mungkin baru dapat hadir pukul 9.00 paling cepat, padahal jarak tempuh antara tempat kos dan kampus hanya 5 menit berjalan kaki. Hari Jum’at kondisinya bisa lebih parah lagi, saya tidak hadir di kelas karena perkuliahan di mulai jam 7.30. Sehingga dapat ditebak prestasi perkuliahan saya di tahun-tahun awal kurang bagus.
Peringatan akademis yang saya raih dengan mudah, memaksa saya untuk mulai membiasakan diri bangun lebih awal. Saya pun melakukan berbagai cara, mulai dari tidur lebih awal hingga memasang jam weker sedekat mungkin dengan telinga agar dapat terdengar. Namun apa daya, semua hal tersebut sia-sia belaka. Ada kalanya jam waker terdengar (walaupun seringnya tidak), namun segera setelah mendengarnya, saya langsung mematikan dan kembali tidur.
Perubahan yang sesungguhnya baru saya dapatkan ketika saya mempelajari informasi mengenai tidur. Saya menyadari sangat sulit untuk membiasakan diri bangun lebih awal menggunakan strategi yang salah. Namun dengan strategi yang tepat, saya yakin semua individu pasti dapat melakukannya.
Perspektif Mengenai Tidur
Terdapat sedikitnya dua perspektif berbeda mengenai tidur. Perspektif pertama lebih mengarah pada aspek linearitas dalam tidur. Analoginya sebagai berikut; jika anda terbiasa tidur selama 8 jam maka untuk terbangun pada jam tertentu di pagi hari anda cukup menghitung mundur sebanyak durasi tidur yang dibutuhkan, sehingga anda mendapatkan jam tidur anda di malam hari.
Pendekatan yang sangat sederhana ini umumnya tidak bekerja optimal. Tentunya jumlah energi yang anda keluarkan di suatu hari belum tentu sama dengan hari yang lain. Jika anda tidak terlalu lelah di suatu hari, maka malam harinya mungkin anda tidak tertidur dengan mudah pada jam yang telah anda tentukan. Ketika dibutuhkan waktu lebih dari 5 menit untuk tidur setelah berada di tempat tidur, hal itu menunjukan bahwa anda belum benar-benar mengantuk. Jika kemudian anda tetap memaksakan untuk tetap tidur, maka anda sangat beresiko menjadi seorang insomniak.
Sementara pendekatan kedua lebih mengarah pada fakta tubuh manusia mengetahui kuantitas tidur yang dibutuhkannya. Pendekatan ini lebih menekankan agar anda hanya tidur hanya saat anda benar-benar mengantuk. Sehingga durasi tidur anda di setiap harinya akan berbeda, tergantung pada banyaknya energi yang anda gunakan di hari yang bersangkutan.
Pendekatan ini dapat mengakibatkan jadwal harian anda menjadi sulit diprediksi, karena jam bangun tidur anda dapat selalu berubah. Tidak hanya itu, anda mungkin saja tertidur di siang hari saat anda bekerja.
Pendekatan yang saya gunakan merupakan perpaduan antara keduanya. Singkatnya, jam bangun tidur saya tetap di setiap pagi, namun jam tidur dapat berubah-ubah di setiap harinya. Pendekatan ini memungkinkan saya di setiap hari menikmati istirahat yang cukup namun tetap terbangun di waktu yang sama. Anda mungkin bertanya bagaimana caranya?
Hal pertama yang saya lakukan adalah menentukan jam berapa saya ingin bangun di pagi hari. Untuk menentukan jam tidur saya menghitung mudur dari jam bangun sebanyak durasi tidur yang saya butuhkan. Setelahnya saya mengurangi sekitar 1 hingga 2 jam dari jam tidur, sebagai periode ?pemanasan? untuk memastikan ketika akan tidur tubuh saya benar-benar lelah. Syukurnya, setiap malam saat kepala saya menyentuh bantal, dengan mudah saya segera tertidur.
Dalam rentang waktu ‘pemanasan’, 1 hingga 2 jam sebelum tidur, saya melakukan berbagai aktivitas yang mengkonsumsi tenaga saya, sehingga setelahnya dapat tertidur dengan mudah. Aktivitas yang saya lakukan umumnya adalah membaca atau menulis artikel. Keuntungan dari metode ini adalah saya mengetahui kapan saya harus tidur yaitu ketika mata saya tidak kuat lagi untuk membaca atau menulis.
Sebelum menggunakan metode ini saya terbiasa terbangun sekitar jam 11 siang. Saat menerapkan pendekatan ini saya menargetkan untuk memajukan jam bangun saya ‘hanya’ menjadi pukul 10.30, atau lebih 30 menit lebih awal (anda dapat membaca artikel Satu Minggu Menuju Perubahan). Setelah saya dapat dengan mudah terbangun jam 10.30, saya kembali memajukan jam bangun tidur per 30 menit. Saya melakukan hal tersebut selama 7 hari dalam seminggu, termasuk hari libur. Kini, tidak hanya saya mampu terbangun 5 hingga 6 jam lebih awal dari sebelumnya, tapi juga mengurangi durasi tidur menjadi hanya 7 hingga 8 jam. Terkadang hal yang aneh terjadi seperti ketika suatu saat saya lupa memasang jam weker, namun saya tetap terbangun pada jam yang telah ditentukan. Ketika kebiasaan telah tertanam semuanya akan berjalan lebih mudah bahkan otomatis.
Saya menemukan waktu yang paling kritis dalam membiasakan diri bangun pagi adalah saat anda membuka mata di pagi hari. Jika anda menunda bangkit dari tempat tidur, besar kemungkinan anda akan kembali tertidur. Sehingga tips dari saya; jangan biarkan terjadi percakapan, apa lagi negosiasi untuk kembali tidur, walaupun ‘hanya’ 10 – 15 menit. Sehingga setiap kali saya membuka mata, sebisa mungkin saya melompat dari tempat tidur dan tidak membiarkan terjadi percakapan di pikiran saya. Awalnya sering muncul pemikiran jika nanti masih mengantuk bagaimana? Namun hal yang terjadi tidak seperti yang diperkirakan. Ketika saya telah mulai bergerak, maka rasa kantuk perlahan menghilang tanpa saya sadari.
Tips Mengatasi Insomnia
Insomnia adalah kondisi yang terjadi saat anda mengalami kesulitan untuk tidur. Kebanyakan klien berkenaan dengan insomnia yang saya tangani menyatakan bahwa mereka menggunaan pil tidur untuk mengatasi kesulitan tidurnya. Dengan mengkonsumsi pil tidur sebenarnya tanpa disadari, mereka baru saja mendapatkan masalah baru yaitu ketergantungan pada pil tidur. Ketika tubuh anda tidak bekerja secara alami, mengindikasikan ada sesuatu yang salah.
Sebagian kecil gangguan tidur disebabkan oleh masalah medis. Namun porsi terbesar disebabkan oleh masalah psikologis atau penggunaan alkohol (termasuk obat-obatan), yang akan membutuhkan penanganan lebih lanjut. Sehingga setiap kali sebelum saya menangani klien dengan masalah gangguan tidur, saya selalu bertanya apakah ia mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan lainnya.
Hal lain yang dapat memunculkan kesulitan tidur adalah aktifitas kognitif yang berlebihan dan pola-pola kebiasaan yang tidak selaras dengan tidur, seperti kebiasaan khawatir sebelum tidur, merenung berlebihan, analisis kompulsif berkenaan dengan hari yang telah atau akan dijalankan, dan lainnya. Selain itu, konflik internal yang terjadi di di pikiran bawah sadar juga dapat mengganggu tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar